KUTEMUKAN KEDAMAIAN DI PANTAI AMPENAN

21:27:00




Selama pelatihan di LPMP Mataram, setiap hari sesi berakhir pukul 17.00. Namun, adzan Magrib di sana berkumandang pukul 20.00. Itu artinya saya punya waktu sekitar dua jam untuk mengenal sudut-sudut kota ini. Salah satunya berburu sunset di Pantai Ampenan yang hanya berjarak tempuh sekitar 15 menit dari lokasi pelatihan. Saya yang semula hendak memakai jasa kendaraan online mendapat keberuntungan karena Pak Yusran, guru SMAN 1 Pemenang, Lombok Utara, bersedia mengantar.



Mengapa Pantai Ampenan? Selain karena jaraknya yang dekat, pantai ini punya sejarah panjang. Ampenan merupakan kota tua di kawasan barat Kota Mataram. Dahulu, sekitar tahun 1800-1970, di sini terdapat pelabuhan utama yang menjadi pusat perniagaan di Lombok. Pada masa itu, Pelabuhan Ampenan ramai dengan bongkar muat barang. Namun, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, aktivitas ini dialihkan ke Pelabuhan Lembar.

Menyusuri jalanan menuju Pantai Ampenan seperti menelusuri kembali sejarah itu. Meski kini aktivitas pelabuhan telah dipindahkan ke Pelabuhan Lembar, sisa-sisa sejarah perniagaan di Ampenan masih terlihat dari bangunan-bangunan tua bekas pertokoan. Penduduknya pun sebagian besar warga keturunan Arab dan Tionghoa yang dahulu nenek moyangnya datang ke Lombok untuk berdagang.

Tempat favorit bersantai
Lesehan panjang untuk wisata kuliner seafood



Sebagai pantai yang sangat dekat dengan pusat kota, Ampenan menjadi salah satu tempat warga untuk menikmati suasana. Sekadar olahraga, jalan-jalan, atau makan-makan, semua bisa dilakukan di sini. Ada track yang bisa digunakan untuk bersepeda atau joging sepanjang pantai. Terdapat pula deretan kedai dengan menu utama seafood dengan aroma yang menggoda.

Namun, saya lebih tergoda memilih spot untuk menikmati panorama sore hari. Maklum, Ampenan bukan pantai yang berpasir putih atau memiliki air berwarna hijau tosca jernih. Untuk pantai seperti ini, keindahannya akan tampak saat sunset. Terpaan sinar matahari akan memberi warna indah pada air lautnya sekaligus menyuguhkan siluet-siluet khas senja.

Ikon Pantai Ampenan


Karena sepanjang garis pantai dibatasi beton, saya tak bisa turun ke pasir pantai. Pengelola sengaja membangun beton itu lantaran gelombang cukup tinggi saat air laut pasang. Ada satu anjungan yang bisa menjadi spot untuk memotret panorama sunset. Terdapat tiruan kapal Phinisi di dekat anjungan yang menarik juga untuk dijadikan pemanis foto.

Jalan sedikit ke sebelah kanan pantai, terdapat menara pandang mini. Saya sebut mini karena bentuknya lebih menyerupai jembatan. Dari menara mini ini, kita bisa menyaksikan pantai dan sekitarnya dari ketinggian. Jangan berkecil hati jika harus berbagi tempat dengan banyak pengunjung lain yang umumnya pasangan remaja atau keluarga.


Waktu itu sempat mendung

Pak Yusran di menara mini


Jujur saja, saya dan Pak Yusran sudah merasa cukup menjelajahi Pantai Ampenan. Mungkin akan beda ceritanya jika kami datang bersama rombongan kawan yang lebih banyak atau keluarga. Kami akan memesan seafood lalu menyantapnya di selasar lesehan tepat di tepi pantai hingga matahari terbenam. Namun, saat itu kami belum ingin makan. Kami juga belum puas dengan foto sunset dari kawasan ini.

Saya menunjuk jauh ke sebelah kanan pantai. Saya lihat di sana ada bibir pantai lebih landai dengan pohon-pohon kelapa yang tampak melambai-lambai. Kata Pak Yusran, itu adalah kamping nelayan. Untuk ke sana, kami harus keluar dari area Pantai Ampenan, mengendarai motor melalui area pemukiman warga. “Sepertinya masih cukup waktu. Sunset di sana pasti tampak lebih bagus,” ujar saya.


Pantai dekat kampung nelayan

Banyak perahu bersandar

Hanya beberapa meter dari rumah penduduk

Langit kembali cerah

Kami pun memacu motor masuk ke perkampungan nelayan di sisi utara Pantai Ampenan itu. Kampung yang sangat padat akan rumah penduduk dengan jalan yang hanya cukup dilalui motor. Kami bertemu dengan makam-makam tua, rumah-rumah berdempetan tanpa celah, warga yang menghabiskan waktu sore dengan bercengkrama, serta perahu-perahu nelayan yang bersandar melepas lelah.


Pesona senja tersaji

Siluet perahu nelayan

Ini yang saya sebut kedamaian di Pantai Ampenan


Akhirnya, kami menemukan bibir pantai nan landai itu. Matahari pun menampakkan diri setelah terhalang mendung pekat. Wah, meski hanya dalam hitungan menit, kami puas disuguhi pemandangan sang raja siang yang berangsur pamit ke peraduan. Sesekali perahu nelayan melintas tepat di depan matahari. Sungguh momen yang saya harapkan sejak lama. Pantai Ampenan, terima kasih atas kedamaian yang kau suguhkan. (*)


You Might Also Like

33 comments

  1. Whuaaah, cerita yang menarik. Ampenan memang bukan kota yang banyak dikunjungi turis jika ke Lombok. Tapi cerita Mas Edy kali ini, membuat saya tertarik,untuk singgah, jika nanti ada kesempatan ke Lombok, karena tak jarang kita bisa menemukan hal-hal yang menarik di kota yang jauh dari spot light, riuhnya pameran foto di Instagram :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayanya Mas cocok banget main ke Ampenan. Suka kota tua kan? Saya nyesel ga ambil gambar bangunan-bangunan tuanya.

      Delete
  2. cerita yang sangat menarik tentang Pantai Ampenan. Selain itu, foto sunset yang ditunjukkan sangat indah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih. Saya beruntung mendapat suguhan sunset yang sangat indah di pantai ini.

      Delete
  3. Pantai Ampenan merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati masyarakat karena keindahannya. Selain itu, disediakan pula lesehan seafood untuk menemani ketika bersantai di sore hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cocoklah buat santai-santai bareng temen atau keluarga.

      Delete
  4. Artikel yang sangat bermanfaat. Selain bermanfaat, foto-foto yang disajikan juga menarik, sehingga pembaca bisa menikmati pemandangan tanpa harus datang langsung ke tempat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Mas. Kalau ada waktu ke Mataram, mampirlah ke sini.

      Delete
  5. Artikel di atas ceritanya sangat menarik. Selain itu, artikel ini juga menyuguhkan gambar-gambar di Pantai Ampenan pada sore hari yang indah sehingga membuat saya tertarik untuk membacanya.

    ReplyDelete
  6. Cerita yang menarik tentang pantai Ampenan. Selain itu, foto sunset yang ditunjukan juga sangat indah.

    ReplyDelete
  7. Serunya main-main di pantai-pantai seperti ini memang menikmati suasana, seperti makan-makan atau duduk-duduk sambil ngobrol.

    Lokasi pantainya bagus, bisa dapet sunset yang matahari kelihatan gede!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah yang umumnya pengunjung lakukan di Pantai Ampenan, kak

      Delete
  8. Pemandangan Pantai Ampenan yang indah dan sejuk, terutama pada pemandangan sunset yang sangat indah di sore hari dan juga terdapat banyak wisata kuliner, sehingga membuat saya ingin pergi berlibur ke sana.

    ReplyDelete
  9. Tulisan dan foto-fotonya bagus, mas. Berasa mengikuti perjalan tersebut.

    Ah, semoga bisa jalan-jalan sendiri ke Lombok, ya.

    ReplyDelete
  10. Pada hari rabu tanggal 3 oktober 2018 saya mengkomentari artikel pak mas edy karena itu menambah pengetahuan dan juga penjelasanya sangat spesifik

    ReplyDelete
  11. Pada hari rabu tanggal 3 oktober 2018 saya mengkomentari artikel pak mas edy karena itu menambah pengetahuan dan juga penjelasanya sangat spesifik

    Denis hendrawan

    ReplyDelete
  12. Pantai Ampenan ini sendu banget kalau senja ya pantai ideal untuk bersenang-senang, santai bersama keluarga atau kawan-kawan

    ReplyDelete
  13. Pada hari rabu tanggal 3 oktober 2018 saya mengkomentari artikel pak mas edy karena itu menambah pengetahuan dan juga penjelasanya sangat spesifik

    ReplyDelete
  14. Pada hari jumat tanggal 13 oktober 2018 saya mengkomentari artikel pak mas edy karena itu menambah pengetahuan dan juga wawasan terhadap pantai ampenan

    ReplyDelete
  15. memang seru banget lihatin sunset gini.

    ReplyDelete
  16. Wah, bisa dikunjungi bareng keluarga nih kalo ke Lombok

    ReplyDelete