ANTARA KUTA, ANDRE HEHANUSA, DAN LEGENDA

17:38:00







..................
Sejak saat itu hatiku tak mampu
membayangkan rasa di antara kita
di pasir putih kau genggam jemari tanganku
menatap mentari yang tenggelam

Semua berlalu di balik khayalku
kenangan yang indah berdua denganmu
di Kuta Bali kau peluk erat tubuhku
di Kuta Bali cinta kita

Bersemi dan entah kapan kembali
mewangi dan tetap akan mewangi
bersama rinduku walau kita jauh
kasih, suatu saat di Kuta Bali
..................


 
Buih ombak di bibir pantai
Menyusuri pantai
Remaja 1990-an pasti tak asing dengan lirik lagu ini. Ya, Kuta Bali yang melambungkan nama Andre Hehanusa ini sempat menjadi lagu hits pada masa itu. Bisa dibilang, saat ini pun lagu itu masih dikenang penikmat musik 1990-an karena telah melegenda. Lirik dan melodinya yang romantis membawa suasana syahdu, apalagi yang pernah punya kisah masa lalu dengan lagu ini. Kuta sebagai setting lagu menjadikan lagu ini kerap diputar dalam perjalanan wisata ke Bali pada masa itu.

Sama seperti lagu ini. Menurut saya, Pantai Kuta juga telah melegenda. Nama pantai ini sangat identik dengan Bali. Kepopulerannya melambungkan nama Bali dan bukan hanya mengundang pengunjung domestik, melainkan juga mancanegara. Kabarnya, pantai yang berlokasi di Kecamatan Kuta, sebelah selatan Kota Denpasar ini, telah menjadi objek wisata andalan Bali sejak 1970-an. Pesona sunset dan ombak yang bagus untuk surfing menjadi alasan para pengunjung memilih Kuta sebagai salah satu destinasi wisatanya.

Saya suka memperhatikan keceriaan anak-anak ini
Itulah mengapa saya menyandingkan lagu Kuta Bali milik Andre Hehanusa dan Pantai Kuta. Dua-duanya telah melegenda. Lagu Kuta Bali  melegenda di belantika musik pop Indonesia. Pada tahun 1995, dengan lagu ini, Andre Hehanusa melejit sebagai penyayi solo pria dengan suara berkarakter yang sangat diperhitungkan. Sedangkan Pantai Kuta melegenda di dunia pariwisata Bali, bahkan mungkin Indonesia. Setiap hari bisa jadi ratusan wisatawan memadati pantai ini. Tak heran jika Pantai Kuta menjadi andalan pariwisata Bali.

Namun, jika kita bicara tentang legenda, maka akan ada bagian yang bernama roda waktu. Dengan munculnya banyak penyanyi solo dan bergesernya selera penikmat musik, nama Andre Hehanusa pun mulai sayup-sayup terdengar. Apalagi, Andre kini lebih aktif di balik layar. Lalu, bagaimana dengan Pantai Kuta? Seiring munculnya banyak tujuan wisata menarik lainnya di Bali, Pantai Kuta sepertinya mulai ditinggalkan. Apalagi, Pantai Kuta dianggap sudah terlalu ramai dengan banyaknya pengunjung, padatnya lalu lintas, serta berderetnya toko dan tempat hiburan malam. Wisatawan yang mendambakan ketenangan lebih memilih pantai-pantai lain yang masih relatif sepi.

Semilir angin membuat santai sore makin asyik

Kabarnya, ombak Kuta cocok untuk berlatih surfing
Bukan berarti Pantai Kuta sekarang sepi. Sama sekali tidak. Akhir April lalu, saya mengunjungi pantai ini, mengantar murid-murid saya dalam kegiatan study tour ke Bali. Pantai yang dahulu menjadi pelabuhan tempat bertemunya pedagang Bali dengan pedagang pendatang ini masih ramai. Pengunjung antara lain datang bersama keluarga, rekan kantor, atau rombongan anak sekolah. Pantai Kuta tetap menarik minat mereka yang belum pernah berkunjung. Bedanya, mungkin di kendaraan mereka, tak lagi terdengar lagu Kuta Bali. (*)

PS: Foto-foto diambil saat sore mendung :)

You Might Also Like

5 comments

  1. Pas nih mas, dengerin lagunya sama baca kisahnya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, makasih Mas Arman. Sambil nostalgia yaa hehe

      Delete
  2. Pantai Kuta yang sudah diketahui khalayak ramai aja bisa jadi lain di cerita sampeyan Mas...apalagi lirik lagu Hehanusa...jadi malu ketahuan angkatan aku hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, xiexie, Ko. Ga tau tuh muncul ide menghubung2kan Kuta dan lagu Andre Hehanusa. Kita sama mengungkap usia, Ko, gpplaah, hehehe

      Delete
  3. hEbatnya kuta thailand hawai riad kalah..tradisi adat budaya kuliner tradisional naturalistik klassik dg kostum kebaya sarung sampai duniah mengakuinya unesco apa kata duniah aku tidak bisa menyahut dg daun pulus nya keharuman kamenyang wangi wangian di saat ritual saat ku tertidur .......e e

    ReplyDelete