MITOS DAN FAKTA COBAN BAUNG PASURUAN

23:09:00



Gerimis menyapa saat kendaraan kami masuk ke areal parkir Coban Baung. Siang itu mendung menggantung seolah ingin segera menumpahkan air hujannya ke bumi. Namun, itu tak menyurutkan niat saya dan istri untuk mendatangi air terjun ini. Bergegas kami melangkahkan kaki menuju loket tiket yang dijaga dua bapak berseragam Perhutani. Seperti biasa, saya menyempatkan diri bertanya jawab dengan petugas. Setidaknya saya harus tahu jarak tempuh dan medan menuju air terjun. "Jika nanti hujan deras, sebaiknya langsung kembali ya, Mas," pesan si bapak petugas.


Rupanya, kami harus menembus hutan kecil untuk menikmati air terjun yang berada di lereng Gunung Baung di Dusun Sumbersuko, Desa Kertosari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, ini. Jalan setapak sepanjang sekitar 500 meter telah dibangun berupa anak tangga. Jalan ini tepat berada di seberang pagar belakang Kebun Raya Purwodadi. Pohon-pohon nan tinggi dan rindang melindungi kami dari gerimis yang semakin lama semakin reda. 

Setengah perjalanan kami ditandai dengan deru air terjun yang mulai terdengar. Sekelompok monyet bergelantungan di dahan-dahan pohon. Meski mereka tak mengganggu, istri saya sempat memegang erat lengan saya tanda dia sedikit takut berjalan melintasi gerombolan hewan primata itu. Sejujurnya saya juga khawatir jika tiba-tiba ada monyet yang usil. Untunglah, mereka sepertinya menjaga jarak dan hanya sesekali melintas di depan kami. 

Sepanjang perjalanan, kami sama sekali tak bertemu pengunjung lain. Perasaan saya tiba-tiba kurang enak ketika sekelebat aroma melati tercium jelas di hidung saya. Saya berusaha menyingkirkan prasangka-prasangka buruk yang terlintas di kepala. Bisa saja memang ada tanaman melati yang sedang berbunga di antara semak-semak ini. Langkah-langkah pun seolah kian cepat dan tak terasa kami telah sampai di ujung anak tangga. 

Berketinggian sekitar 100 meter
Titik pertemuan Sungai Welang dan Sungai Beji.
Kami turun tepat di tepi sungai, berupa pasir hitam padat. Bebatuan besar menghiasi tepi dan tengah sungai yang airnya berwarna kecokelatan itu. Kami lantas menyusuri tepian sungai hingga tampak Coban Baung. Air terjun berketinggian sekitar 100 meter itu seolah membelah tebing hitam yang ditumbuhi sejumlah pohon dan tanaman perdu. Air terjun deras, membentuk telaga lumayan dalam dan luas tepat di dasar tebing. Percikan air menyerupai kepulan asap yang membubung dari dasar air terjun. 

Dua sejoli yang semula duduk berdua di tepi telaga tiba-tiba beranjak pergi ketika kami datang. Mereka seperti memberi kami kesempatan hanya berdua menikmati Coban Baung. Di satu sisi, itu menguntungkan karena saya bebas memotret air terjun ini dari sisi mana pun. Namun, di sisi lain, entah mengapa bulu kuduk saya kadang berdiri. Seperti ada suasana yang berbeda dengan objek wisata lainnya. Sekitar 30 menit kemudian, kami memutuskan kembali.

Punya legenda dan mitos.

Sungai di depan air terjun.

Sepulang dari Coban Baung, saya berkirim chat BBM dengan seorang kawan yang tingal di Malang. Dia heran mengapa saya mendatangi air terjun itu. 

“Coban Baung kan angker. Bahkan ada legendanya lho, penunggu air terjun itu sering minta tumbal,” katanya lewat BBM.

“Ah, itu kan hanya mitos,” kilah saya.


Karena penasaran, saya klik link itu. Seketika itu pula saya terbawa suasana legenda. Seorang pemuda yang hilang dan tak ditemukan kembali setelah mandi di telaga Coban Baung. Bukan hanya karena kisahnya yang mencekam, melainkan juga karena saya teringat aroma melati dan bulu kuduk yang kadang berdiri selama di Coban Baung.

Tak berhenti di situ. Rasa ingin tahu menggerakkan jari saya mengetik “korban meninggal di Coban Baung Pasuruan” di Google. Hasilnya, muncul berita yang senada dengan legenda itu. Seorang mahasiswa Unesa Surabaya bernama Galih Grahadi Putra (18) asal Kepuh Permai, Waru Sidoarjo, ditemukan tewas mengambang di aliran sungai Coban Baung, Senin 29 Oktober 2012. Sebelumnya korban mandi di telaga air terjun bersama empat temannya pada hari Sabtu. Tim gabungan SAR dan BPPD Kabupaten Pasuruan telah berusaha maksimal menyelam di telaga air terjun dan menyusuri sungai. Namun, hasilnya nihil. Dua hari kemudian, tiba-tiba mayat korban muncul di permukaan sungai tak jauh dari air terjun. 

“Biasanya korban yang tenggelam di telaga Coban Baung muncul sendiri 1-2 hari kemudian. Ini memang misterius. Perlengkapan kami telah memadai, usaha kami juga sudah maksimal. Dan, cekungan air terjun itu bukanlah lumpur atau pasir,” terang Kapolsek Purwodadi (saat itu) AKP I Nengah Darsana. (http://www.tribunnews.com/regional/2012/10/29/siswa-hilang-di-air-terjun-coban-baung-ditemukan-tewas)

Bukan hanya itu. Dua siswa SMKN 13 Kota Malang, Syarif dan Reza, juga ditemukan tewas di Coban Baung pada Minggu, 29 Maret 2015.  Keduanya ditemukan setelah dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 28 Maret 2015. Mayat Syarif ditemukan mengambang di sekitar telaga Coban Baung, sedangkan mayat Reza ditemukan sekitar 500 meter dari area telaga. (http://news.okezone.com/read/2015/03/30/340/1126399/siswa-smkn-13-malang-tewas-usai-berfoto-di-air-terjun-coban-baung)


Saya dan Coban Baung.
Percaya atau tidak, yang penting tetap waspada dan berdoa.
  
Saya hanya bisa tertegun setelah membaca dua berita itu. Ada perasaan lega karena kami telah pulang dari Coban Baung. Namun, ada sebuah tanda tanya. Adakah keterkaitan antara hal yang saya rasakan selama berada di sana dengan mitos dan fakta Coban Baung. Bagaimana pendapat kalian? (*)

You Might Also Like

31 comments

  1. Coban baung ini yg di belakang kebun raya kan? Dlu waktu masih kecil aku pernah ke air terjun di belakang kebun raya.. waktu itu belum ada anak tangga masih batu dan harus merangkak turun.. katanya air terjunnya angker, byk makan korban.. jaman itu, byk bgt kaos2 bekas entah ya itu apa di pohon2 gt..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, betul. Wah, cerita mistisnya udah dari dulu ya.

      Delete
    2. semua itu harus ada aturan nya, ucap kan salam jika melewati atau masuk wilayah tertentu

      Delete
    3. Yg terpenting selalu berdoa dan waspada

      Delete
  2. Saya juga dari situ , nggak sengaja mampir ketika mau kemalang ,. Ketika saya udah mau nyampek di Coban , saya memutuskan untuk naik kembali ,. Karena saya rasa ada sesuatu (makhluk lain)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, serem. Persis sebenernya dg yg saya rasakan waktu itu.

      Delete
  3. Yups.. Hari kamis tgl 6 kmarin aq n tmanku pergi kesana. Menapaki anak tangga pertama aq udah bisa merasakan hal aneh. Tetapi krn rasa penasaran tmanku yg tinggi, rasa itu kmi acuhkan. Sampe didasar kmi selfie2 di batu besar. Sepulang darisana tmanku sakit. Demam tinggi & sakit kepala. Dibawa kedokter tdk ada sakit yg berarti, tekanan darah jg normal. Akhirnya dri pihak keluarga dibawa ke orang "pintar" believe or not ternyata ketika selfie di batu besar itu ada sosok pemuda yg nempel & ngikut. Sampe cerita ini kutulis temanku blm sembuh krn blm bisa menyediakan seekor ayam putih sebagai sesaji..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya kita harus meyakini bahwa Allah lah yang mengatur semuanya, Mbak Kayla. Di mana pun kita jangan luoa berdoa. Semoga teman Mbak Lekas sembuh ya. Jangan terlalu mempercayai mitos.

      Delete
  4. Asal hati bersih jauh dari prasangka2 buruk. InsyaALLAH tidak ada apa-apa mas. Seperti waktu itu, saya kesana. Alhamdulillah tidak merasakan apa-apa selain mengagumi bagian kecil dari semesta-Nya

    ReplyDelete
  5. Asal hati bersih jauh dari prasangka2 buruk. InsyaALLAH tidak ada apa-apa mas. Seperti waktu itu, saya kesana. Alhamdulillah tidak merasakan apa-apa selain mengagumi bagian kecil dari semesta-Nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuuul, Mas. Selalu berdoa dan positive thinking ya

      Delete
  6. Saya asli penduduk purwodadi,sekitar coban baung.Dulunya sih ada jembatan gantung yg melintas di atas air terjun itu.Tp sekarang udah lapuk dimakan usia.
    Dulu waktu kecil sih sering banget main disekitar situ & pulang nya pasti kena marah karena emang kata orang tua disitu tempat nya wingit/angker.Tp namanya anak kecil,gak perduliin hal kayak gitu.
    Sekarang seiring waktu berjalan,karena sering nya jg ngerasa ada hal ganjil disekitar situ kadang jd takut sendiri mau main kesitu lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pantesan sekarang Coban Baung sepi ya, Mas. Mungkin lebih baik kalau ke sini kita rame-rame. Ga perlu mandi di telaganya, biar aman.

      Delete
  7. Tau gak mas arti BAUNG itu dulu kalo di jawa, Khususnya di wilayah saya Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi..BAUNG itu artinya HANTU/Makhluk Halus.
    Dulu anak kecil dinasehati orang tua gak boleh keluar maghrib, gak boleh main di sungai sore-sore, gak boleh main jauh-jauh nanti diculik Baung.
    Bukan masalah mitos larangannya terhadap anak-anak, tapi penyebutan/penamaan Baung itu sendiri yang berarti Makhluk Halus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalah, dari arti namanya saja ternyata sudah serem ya. Saya kira baung itu artinya auman harimau, karena konon di Gunung Baung ini dulu ada satwa liar harimau. Eh, ternyata artinya hantu.

      Delete
  8. wah sayang sekali.. kemarin sempet kesana tapi di tutup gak di bolehin turun...rencana mau prewed disana,akhirnya beralih ke coban jahe malang...
    ya agak pecaya mitos disana,alhasil kemarin pas kesana ngajak temen asli sana buat jagajaga..hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, sekarang tutup ya Mas. Untung ada alternatif lain ya Mas.

      Delete
  9. Padahal bagus ya air terjunnya, tapi namanya tempat seperti ini memang masih banyak jinnya. Datang ucap salam dulu dan berdoa semoga selamat jangan diganggu supaya aman

    ReplyDelete
  10. Saya kira mitos hanyalah mitos,nanti kalau saya jadi pejabat di pasuruan pasti lokasi itu akan saya safety kan, supaya wisata nya lebih berkembang dan tidak ada korban jiwa lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantaaaaap! Saya ikut senang lho kalau itu jadi kenyataan. Saya doakan terwujud ya Mas

      Delete
    2. wuoww ...
      didoakan ...
      sya blm pernah k sana
      yg wingit ditandai ja ...
      spy tdk dilalui org ...

      Delete
  11. Saya terakhir kesana bantuin kakak saya ngurusi mikrohydro buat tesis. Emang sering bau"an melati gitu, tapi namanya buat tesis jadi bodo amat. Sambil bagikan angket ke masyarakat yang disekitar air terjun, wkt itu udah musim hujan. Semuanya pada naik ke atas tapi wkt itu saya masih dibawah, dan kkyk berasa susah bgt keatas. Trs disitu bnyk sekali sampah baju, sandal dan sepatu. Mungkin wkt itu saya belum tau mitosnya, cuman wkt izin ke petugas depan suruh berhati hati. Tapi lama lama karena manusia juga peka sama hal hal itu,akhirnya saya k.o tbtb muntah muntah disana padahal gk lagi sakit trs berat sekali kembali ke atas. Banyak hal hal ganjil disana, mending hati hati saja lah. Toh diturunan dpn purwodadi aja udah keliatan sekali klo ada bnyk hal hal ganjil hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah sharing, Mbak. Benar sekali, kita harus hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

      Delete
  12. Memang kerasa bgt mistisnya disana,, tadi pagi saya dan suami habis dari malang, mau balik ke sidoarji ngemengel Cuban baung, iseng2 pengen deh berkunjung kesana, setelah sampai disana, ternyata gerbangnya masih digembok, petugas loket belum datang padahal udh jam 8.15 .. sebenarnya ada jalan setapak kecil dekat gerbang, dan ada pak tani yg sedang mencangkul di sawah sebelah gerbang.. aku pun pamit ke beliau, seumpama aku masuk duluan gitu bagaimana? Nanti kalo petugas loket udh datang baru bayar,, dan ternyata pak tani nya gak ngeijinin gaeess.. takut terjadi hal2 yg TDK diinginkan,setelah menunggu hampir 30menit, petugas loket pun datang.. dan ternyata kita TDK di izinkan untuk turun ke bawah ke tempat air terjun berada😭😭.. padahal udh nunggu lamaa😓, dan ahirnya kita hanya poto2an saja d sekitar loket😓, sesampainya di rumah, aku pun penasaran kenapa si kok para petugas overprotektif bgt dgn keselamatan oengunjpen, eh ternyata seperti ituuu keadaan nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kalau begitu, objek ini semakin tida terawat ya. Sebenarnya sayang karena air terjunnya lumayan bagus. Hehehe.

      Delete
  13. Memang kerasa bgt mistisnya disana,, tadi pagi saya dan suami habis dari malang, mau balik ke sidoarji ngemengel Cuban baung, iseng2 pengen deh berkunjung kesana, setelah sampai disana, ternyata gerbangnya masih digembok, petugas loket belum datang padahal udh jam 8.15 .. sebenarnya ada jalan setapak kecil dekat gerbang, dan ada pak tani yg sedang mencangkul di sawah sebelah gerbang.. aku pun pamit ke beliau, seumpama aku masuk duluan gitu bagaimana? Nanti kalo petugas loket udh datang baru bayar,, dan ternyata pak tani nya gak ngeijinin gaeess.. takut terjadi hal2 yg TDK diinginkan,setelah menunggu hampir 30menit, petugas loket pun datang.. dan ternyata kita TDK di izinkan untuk turun ke bawah ke tempat air terjun berada😭😭.. padahal udh nunggu lamaa😓, dan ahirnya kita hanya poto2an saja d sekitar loket😓, sesampainya di rumah, aku pun penasaran kenapa si kok para petugas overprotektif bgt dgn keselamatan oengunjpen, eh ternyata seperti ituuu keadaan nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kalau begitu, objek ini semakin tida terawat ya. Sebenarnya sayang karena air terjunnya lumayan bagus. Hehehe.

      Delete
  14. padahal minggu besok rencana mau maen ke coban baung, liat reviewnya kok ngeri ya😔

    ReplyDelete
  15. Jasa Arsitek Pasuruan - Jawa Timur by CV. Arsitek Indo Kontraktor, didukung tim ahli arsitektur gambar bangunan yang berpengalaman, banyak klien yang telah mengunakan jasa kami dalam pembuatan desain rumah (interior dan eksterior) dan kontruksi pembangunan rumah, gedung, kost, hotel, perumahan dan lainnya.

    ReplyDelete