ENAM KOLEKSI UNIK MUSEUM BENGKULU

00:43:00



Setelah berkunjung ke Bengkulu, saya baru sadar, provinsi ini kaya akan bukti sejarah. Selain tempat-tempat penuh history, kota ini juga memiliki barang-barang peninggalan sejak zaman prasejarah. Benda-benda adat dan budaya suku-suku setempat juga ada. Semua tertata apik di Museum Negeri Bengkulu. Cukup satu jam kunjungan, banyak info menarik yang saya bisa bagikan. Beberapa di antaranya adalah koleksi-koleksi unik yang belum pernah saya lihat di museum lainnya.


Sebelum kita kupas satu per satu koleksi unik itu, saya cerita sedikit ya tentang Museum Negeri Bengkulu. Objek ini berdiri megah di Jalan Pembangunan Nomor 8, Padang Harapan, Kota Bengkulu. Museum yang juga kerap disebut Museum Bengkulu ini mulai didirikan pada 1978 dan mulai difungsikan pada 3 Mei 1980 (sama dengan tahun kelahiran saya, bedanya saya 2 Agustus). Sebelumnya, Museum Bengkulu menempati Fort Marlborough. Baru pada 3 Januari 1983 (sama dengan bulan dan tahun kelahiran istri saya, bedanya dia tanggal 8) semua koleksinya diboyong ke gedung baru.

Papan profil Bengkulu yang sangat informatif

Papan profil Provinsi Bengkulu yang berada di dekat pintu masuk menyita perhatian saya. Karena ini adalah kunjungan pertama saya ke Bengkulu, papan ini sangat penting bagi saya. Saya jadi tahu bahwa provinsi terkecil di Pulau Sumatera ini terdiri atas satu kota dan sembilan kabupaten, yaitu Kota Bengkulu serta Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, Kepahiang, Lebong, Mukomuko, Rejang Lebong, dan Seluma. Dalam papan profil itu, terdapat pula informasi tentang delapan suku asli di sana, yaitu Suku Mukomuko, Pekal, Rejang, Lembak, Serawai, Basemah, Kaur, dan Enggano. 

Baiklah, berikut ini enam koleksi Museum Bengkulu yang menurut saya unik.
  

Syarat pernikahan adat Bengkulu

1. Bilik Pengantin

Bilik pengantin merupakan salah satu syarat dalam adat Bengkulu jika suatu keluarga hendak menggelar pernikahan. Tentu saja bilik ini disediakan bagi mempelai baru untuk menikmati malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Perlengkapan yang harus ada dalam bilik pengantin antara lain katil (ranjang) yang diselimuti kelambu tujuh lapis berwarna dasar merah. Kelambu ini tampak mewah dengan hiasan sulaman benang emas.

Di depan ranjang terdapat kasur berlapis kain adat. Ini adalah tempat sang pengantin baru untuk duduk-duduk setelah merasakan indahnya malam pertama (baca: belah duren). Mereka dipersilakan menimati makanan yang tersedia di pahar bertudung saji. Bisa dibayangkan betapa mesranya pasangan pengantin baru ini di malam pertama mereka sah dan halal tidur bersama.

Mesin cetak canggih pada eranya

2. Mesin Cetak Uang
Koleksi ini benar-benar tak saya duga. Ternyata Bengkulu pernah memiliki uang resmi yang beredar hanya di wilayah ini. Namanya mesin cetak Drukkey Popular dengan merek Golden Press. Mesin cetak produksi Amerika Serikat ini dibuat pada 1930. Drukkey Popular inilah yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mencetak uang merah. Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan sebagai alat tukar-menukar yang sah khusus di wilayah Bengkulu.

Telah direkonstruksi sebelum dipajang

3. Tempayan Kubur
Tempayan kubur merupakan salah satu koleksi yang sangat unik. Jadi, pada masa lalu, jasad dikubur disertai dengan tempayan yang berisi harta bendanya. Para peneliti menyebut tempayan itu bisa juga berisi makanan. Masyarakat pada masa itu menganggapnya sebagai bekal anggota keluarga di alam kubur. Benda-benda kuno yang ditemukan dari dalam tanah itu dibersihkan lalu direkonstruksi terlebih dahulu sebelum dipajang di museum ini.

Bermotif huruf Arab

4. Kain Besurek
Di Jawa ada kain batik, di Bengkulu ada kain besurek. Proses pembuatan dan bahannya sama. Yang membedakan adalah motifnya. Motif besurek sungguh tak lazim, yaitu huruf Arab (aksara Hijaiyah). Namun, jangan salah sangka. Meski menggunakan huruf Arab, tulisan di kain besurek bukanlah ayat Alquran atau hadis Nabi. Motif-motif ini tidak menjalin kata sehingga tidak bisa dibaca dan tidak bermakna. Jadi, kain ini aman dikenakan dan dijamin pemakainya tidak akan bisa dituntut di pengadilan dengan pasal penistaan agama.

Warisan suku pribumi Enggano

5. Tenun Enggano
Kerajinan kain tenun suku Enggano di Museum Bengkulu tak kalah menarik. Enggano merupakan salah satu suku pribumi Bengkulu. Mereka mendiami Pulau Enggano, pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Hindia. Pulau ini masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Sejak zaman dulu, suku Enggano telah piawai menenun kain. Di museum ini tersimpan banyak kain tenun Enggano beragam motif dan warna. Sepengamatan saya, kain-kain tradisional ini berwarna gelap dengan motif simetris.

Simbol peradaban Bengkulu

6. Aksara Kaganga

Pernah tahu aksara Hanacaraka di Jawa? Bengkulu juga punya aksara daerah, namanya Kaganga. Aksara kuno ini dahulu dipakai oleh Suku Rejang sebagai bahasa tulis. Karena itulah, aksara Kaganga dianggap sebagai simbol peradaban Suku Rejang. Hebat ya mereka. Pada zaman prasejarah mereka sudah mengenal literasi. Generasi yang lahir tahun 2000-an malah dikabarkan malas membaca, padahal mereka sudah dimanjakan berbagai kemudahan. Hehehe.

Selain enam koleksi yang menurut saya unik ini, masih banyak koleksi lainnya yang menjadi bukti sejarah di Museum Bengkulu. Di antaranya, koleksi replika rumah adat, baju adat, naskah kuno, lukisan, keramik antik, filologi (seperti bebatuan dan mineral), benda purbakala, numismatika (mata uang yang pernah berlaku), serta heraldika (seperti lambang dan tanda jasa). Jadi, kalau mau tahu banyak tentang Bengkulu dan sejarahnya, datang saja ke museum ini. Bukanya setiap hari lho; Senin-Jumat pukul 08.00-16.00, Sabtu-Minggu pukul 08.00-14.00. Tiketnya pun murah, hanya Rp 2.500 untuk dewasa dan Rp 1.500 untuk anak-anak. (*)

You Might Also Like

26 comments

  1. Ga nyangka ternyata Bengkulu pernah punya mata uang sendiri ya

    ReplyDelete
  2. Duh.. masa disuruh ngebayangin malam pertama mas.. hehehe...
    ga ada foto close up kain basureknya mas? penasaran sama huruf arab nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo ga mau ngebayangin, dipraktikin langsung saja, Mas. hahaha.

      Sayangnya saya ga ada foto lainnya huhuhu

      Delete
  3. Bilik pengantinnya warnanya meriah. Mengingatkan pada pelaminan di India😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. O iyaa, pernah lihat di film-film India, merah meriah ya hehe

      Delete
  4. Yang Tempayan Kubur agak serem ya namanya hehe, ternyata ada maknanya. Aku suka kainnya yang bermotif huruf arab itu. Cantik.

    omnduut.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kainnya cantik dan unik, boleh dipakai bawahan. Tapi masih ada yg salah duga, dikira ayat Alquran hehehe.

      Delete
  5. Hiasan kamar pengantin nya memang indah. Warna-warninya yang hangat yang menimbulkan perasaan gembira. Aku tergelak membayangkan, sepasang pengantin yang baru saja menikmati malam pertama, dihidangkan makanan. Pasti malu banget kali ya, apalagi pengantin pengantin jaman dahulu yang pergaulan muda-mudi nya terbatas, tidak seperti sekarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, bener juga ya, Mbak Evi. Pengantin zaman dahulu pasti malu-malu hihihi.

      Delete
  6. Menarik sekali tulisannya. Selama ini ga kepikiran bahwa bengkulu begitu Kaya akan sejarah dan budaya. Jalan2 ke museum membuka wawasan ya. Kain Besurek itu menarik bgt lho. Buat orang kepo artinya apa tulisan Arab itu. Padahal mah ga Ada artinya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mas Arief. Kalau ada kesempatan, coba deh main ke Bengkulu. Masih banyak yang bisa diexplore hehehe

      Delete
  7. Dengan harga tiket yang murah mendapatkan ilmu yang mahal.

    Jdi pengen cetak uang sendiri hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau dong dicetakin uang yang banyak biar bisa keliling dunia hahaha

      Delete
  8. Wah, beneran unik tuh koleksinya. Gak nyangka masih nyimpen alat cetak uang jadul begitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata banyak ilmu ya Kak kalo main ke museum hehe

      Delete
  9. Wah, bertambah lagi info tentang Bengkulu. Ternyata banyak hal yang menarik ya di Museum Bengkulu.

    ReplyDelete
  10. Dan warna merah juga dipercaya membangkitkan birahi hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Widiih, birahi. Sudah pengalaman ya Kak? Hehehe

      Delete
  11. main ke museum kadang agak serem ya. suasanyanya yang sei dan barang2nya pasti jadul. wkwkwkwk... tapi dari situ bisa belajar banyak..... emang suka terpesona sendiri sih sama budaya provinsi2 di Pulau Sumatra.. beda banget sama di Jawa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mas, kalo ga rame-rame, jujur saja agak malas pergi ke museum. Untunglah ada famtrip, jadi bisa belajar sejarah bareng-bareng.

      Delete
  12. Saya baru tau, ada aksara Kanganga. kalau di Sulsel ada aksara Lontara dan itu jadi pelajaran anak sekolah. Seharusnya begitu...untuk kelestarian budaya..bukan cuma berakhir di museum

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama kaya di Jawa, ada Hanacaraka. Aksara ini dipelajari di sekolah. Nah, kalo Kaganga, semoga dipelajari juga ya di sekolah

      Delete
  13. Kain besurek ya cakep, bagus juga kalau buat pakaian ya...

    ReplyDelete