BUANG PIPIS DI TANJUNG BENOA

18:29:00



Liburan identik dengan bersenang-senang. Setiap orang memiliki definisi yang beragam tentang “bersenang-senang”. Bagi saya, misalnya, kesenangan saat liburan adalah berada di alam nan sejuk dan indah, lalu mengabadikannya dengan kamera. Namun, bagi sebagian orang, bersenang-senang saat liburan diwujudkan dengan menikmati beragam wahana di objek wisata. Jika itu pilihan Anda, Tanjung Benoa bisa jadi alternatif destinasi liburan di Bali.

Setiap menemani siswa saya berlibur ke Bali, Tanjung Benoa selalu menjadi salah satu destinasi kami. Objek yang berlokasi di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ini menawarkan beraneka olahraga dan permainan air. Jika ingin bersenang-senang, pengunjung wajib menyiapkan banyak waktu. Bukan hanya itu. Pengunjung pun harus bersiap-siap buang banyak pipis di sini. Serius, buang pipis. Tenang, pipis yang saya maksud adalah uang dalam bahasa Bali.

Speed boat menunggu pengunjung
Glass bottom boat untuk ke Pulau Penyu

Bagaimana tak buang-buang pipis, eh uang. Banyak sekali water sport yang menggoda untuk dicoba. Tarifnya pun tak bisa dibilang murah. Misalnya nih, banana boat Rp 75 ribu, jetski Rp 150 ribu, rolling donut Rp 85 ribu, flying fish Rp 150 ribu, wakeboard Rp 250 ribu, waterski Rp 250 ribu, snorkeling Rp 150 ribu, scuba diving Rp 300 ribu, seawalker Rp 390 ribu, flying board Rp 650 ribu, dan parasailing Rp 85 ribu, dan parasailing adventure Rp 350 ribu. Semua tarif itu berlaku per orang.

Serunya ber-banana boat
Perahu menuju Pulau Penyu

Tapi, demi kesenangan, banyak yang rela buang pipis. Buktinya, Tanjung Benoa sangat ramai pengunjung. Bahkan, seorang teman travel blogger menyebut pengunjung Tanjung Benoa pada musim liburan mirip es cendol. Mereka menyebar di beberapa spot. Ada yang menikmati beragam kuliner, bermain pasir putih dan air di bibir pantai, atau menikmati keseruan permainan air. Cuaca panas sepertinya tak menghalangi mereka untuk memuaskan hasrat bersenang-senang.

Satu-satunya yang ramah kantong, menurut saya, adalah naik glass bottom boat menuju Pulau Penyu. Tarif per penumpang hanya Rp 50 ribu. Dengan perahu berkapasitas sepuluh orang, pengunjung akan dibawa ke sebuah pulau tempat penangkaran penyu. Sebelum berangkat, sang pengemudi perahu menjanjikan spot pemandangan bawah laut yang bisa dinikmati dari dasar perahu yang terbuat dari kaca. Namun, saat sampai di spot tersebut, ikan-ikan tak selalu muncul. Hehehe.

Jetski didampingi pemandu

Tak lebih dari 15 menit, kita sudah sampai di pulau tujuan. Sang pengemudi perahu akan sabar menunggu. Saat laut pasang, perahu sangat dekat dengan gapura masuk penangkaran penyu. Namun, saat laut surut, perahu tak bisa menepi. Kita pun harus turun dan menerjang pantai yang airnya setinggi lutut.

Siapkan uang Rp 10 ribu untuk biaya masuk Pulau Penyu. Menurut petugas, uang tersebut digunakan untuk biaya perawatan satwa di sana. Hewan yang menyapa kita pertama kali adalah penyu beragam ukuran, dari bayi hingga raksasa. Usianya pun beragam, bahkan ada yang sudah puluhan tahun. Pengunjung tidak dilarang menyentuh atau mengangkat sang penyu untuk diajak berfoto. Tak perlu antre karena cukup banyak penyu di sana. 

Foto bersama penyu
Melihat dari dekat kawanan penyu

Meski namanya Pulau Penyu, pulau ini tak hanya “dihuni” oleh penyu. Pengunjung juga bisa menyaksikan kelelawar, buaya, ular, iguana, dan beragam burung. Petugas yang umumnya ibu-ibu membantu para pengunjung jika ingin berfoto bersama hewan-hewan itu (kecuali buaya). Tentu saja tak sedikit pengunjung yang ingin mengabadikan diri bersama hewan-hewan itu, bahkan rela mengantre. Tak perlu takut digigit ular lantaran mulutnya telah ditutup selotip transparan.

Buaya di Pulau Penyu
Antre berfoto bersama ular piton
Saya dan beberapa siswa

Namun, pengujung tidak diperbolehkan memberi makan satwa. Menurut petugas, satwa-satwa itu telah memiliki jadwal makan khusus. Berfoto bersama hewan juga harus didampingi petugas. Entahlah, bagaimana pendapat para aktivis konservasi satwa soal ini. Jika Anda punya tanggapan soal ini, tolong tulis pendapat di kolom komentar ya. (*)

You Might Also Like

12 comments

  1. Naik Banana boat memang bikin liburan kita jadi bertambah asik.

    ReplyDelete
  2. Banyak buang pipis tapi mengasyikkan

    ReplyDelete
  3. Oalaaah hahaha benerrrr amaaat. Kukira pipis kencing wkwkkw

    Wah itu serius sea walker segitu ? murah amat
    kemarin aku ksana sea walkernya 800rb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah, data saya salah mungkin Kak, maaf. Komentar Kakak jadi koreksi ya. Terima kasih.

      Delete
  4. Saya juga pilih yang ramah kantong mas hehehe glass bottom pilihannya... Saya dulu kebetulan juga bisa lah disebut salah satu aktivis satwa mas di kota saya, Berbagai macam hewan... Bukan untuk di eksploitasi tapi lebih mengenalkan ke masyarkat tentang hewan yang kami bawa... Misalkan cara pegangnya, apa makanannya, perawatannya seperti apa dll dengan itu masyrakat lebih bisa mengenal dan mencintai binatang itu sendiri... Itu menurut saya mohon maaf bila ada kesalahan mohon dikoreksi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah, menarik sekali pengalamannya Mas. Kalo dilakukan dg benar, itu kan bentuk edukasi buat masyarakat untuk memperlakukan satwa.

      Delete
  5. Pilihan tempat yang keren.tapi sayangnya pipisnya terlalu banyak..jadi harus siap siap kantong tebal agar bisa pipis di mana mana heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga selalu dapat rezeki berlimpah ya, Bu. Semoga juga dapat kesempatan traveling tanpa buang pipis alias dapet sponsor amiiiin.

      Delete
  6. Beberapa kali ke Bali malah ga pernah menyentuh Benoa sekalipun

    ReplyDelete