2014: LANGKAH PERTAMA UNTUK SEBUAH PERJALANAN

16:16:00


"Lǚxíng qiānlǐ zǒng shì shǐ yú zúxià"
(Perjalanan seribu mil selalu dimulai dengan langkah pertama)

-Pepatah kuno Tionghoa-

2014 merupakan tahun pertama saya mulai tertarik dengan fotografi, traveling, kemudian mendokumentasikannya melalui blog ini. Beberapa perjalanan memberi saya banyak pengalaman berharga. Bukan hanya soal keindahan alam, melainkan juga pelajaran hidup dari orang-orang yang saya temui di sejumlah daerah. Ya, saya meyakini ini adalah langkah pertama  saya untuk perjalanan-perjalanan berikutnya. Sebab, saya ingin melangkah lebih jauh, melihat lebih banyak, dan mendengar lebih luas tentang alam dan isinya ini.


Di penghujung 2014, saya ingin mengulas kembali sejumlah destinasi yang  saya kunjungi sepanjang tahun ini. Harapan saya, pengalaman saya bermanfaat untuk teman-teman yang ingin mengunjunginya juga. Selain itu, yang ini alasan pribadi, saya ingin mengenang kembali suka duka dari setiap perjalanan . Hehehe.

Tanjung Papuma
Jember: Tanjung Papuma
Sabtu, 30 Agustus 2014, ditemani sepupu saya, Alfian, saya mengunjungi Tanjung Papuma. Tidak salah jika objek wisata ini disebut Surga di Balik Bukit.  Dengan banyak gugusan karang yang indah, pantai yang berlokasi di Kecamatan Ambulu ini memiliki laut biru serta sunrise dan sunset yang menawan.

Supaya tidak ada yang terlewat, sebaiknya pengunjung memulai petualangan dari ujung paling kiri Tanjung Papuma. Di sana ada Klenteng Sri Wulan. Pesona selanjutnya adalah Pantai Pasir Putih.  Deretan kapal nelayan menjadi pemandangan indah tersendiri. Berikutnya, pengunjung bisa menaiki tangga menuju bukit bernama Siti Hinggil. Dari puncak bukit inilah, pengunjung bisa melihat seluruh wilayah Tanjung Papuma.
 
Pulau Merah
Banyuwangi: Pulau Merah, Pantai Rajegwesi, dan Teluk Hijau
Minggu, 31 Agustus 2014, masih bersama sepupu saya, Alfian. Banyak lokasi eksotis di Kabupaten Banyuwangi. Pilihan saya jatuh ke Pulau Merah serta Taman Nasional Meru Betiri yang terkenal dengan Pantai Rajegwesi dan Teluk Hijaunya.

Kami menjejakkan kaki di Pulau Merah yang berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran,ini pagi hari. Karena itulah, pengunjung belum banyak, pantai landai dan luas itu menyambut kami dengan ombak dan terpaan angin. Pulau Merah dikenal karena bukit hijau kecil bertanah merah yang terletak di dekat bibir pantai itu. Bukit ini dapat dikunjungi dengan berjalan kaki saat air laut surut. Di sana juga terdapat pura untuk warga Hindu melaksanakan upacara Mekiyis
Teluk Hijau

Dari Pulau Merah, kami harus menempuh perjalanan sekitar 20 km untuk sampai di Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, ini. Saya benar-benar terpukau dengan keindahan Teluk Hijau. Hamparan pasir putih lembut berpadu dengan air laut yang hijau jernih. Semakin ke tengah, air berubah warna menjadi biru jernih. Keindahan ini semakin terasa sempurna karena Teluk Hijau sangat bersih dan relatif sepi. Kabarnya, ada larangan camping di sini untuk melestarikan keindahan alamnya.
 
Air Terjun Nglirip
Tuban: Air Terjun Nglirip
Air Terjun Nglirip terletak di Dusun Jojogan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan. Jaraknya sekitar 36 km dari pusat Kota Tuban. Air terjun dengan ketinggian sekitar 30 meter dan lebar 28 meter ini sangat memukau. Air yang jernih mengalir deras melewati tebing dengan bebatuan kekuningan.  Dan, yang paling memesona adalah dasar air terjun yang membetuk telaga kecil berwarna tosca. Genangan ini dikelilingi bebatuan berbagai ukuran, besar dan kecil. Untunglah, air dan kawasan lokasi ini masih bersih. Tampaknya, larangan mandi di kawasan air terjun ini cukup efektif untuk mencegah timbunan sampah.
 
Waduk Pacal
Bojonegoro: Waduk Pacal
Waduk Pacal berjarak 35 km ke selatan dari Kota Bojonegoro, tepatnya di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. Kita juga dapat menempuh perjalanan sekitar 30 km ke utara dari Kota Nganjuk. Bendungan di Waduk Pacal dibangun pada tahun 1933 oleh pemerintah penjajah Belanda. Pada musim hujan, air Waduk Pacal sangat melimpah. Bahkan, luas danau mencapai 3,878 kilometer persegi dengan kedalaman 25 meter. Dari waduk inilah, disalurkan air melalui irigasi ke lahan persawahan di sejumlah kecamatan di Bojonegoro. Beragam ikan air tawar seperti nila dan udang pun banyak hidup di sana.
 
Kawah Ijen
Bondowoso: Kawah Ijen dan Air Terjun Blawan
Sabtu, 25 Oktober 2014, saya menapakkan kaki di Kawah Ijen atau Ijen Crater yang terletak di perbatasan Bondowoso-Banyuwangi. Bersama istri dan teman di Bondowoso, Rizal dan Yanti beserta dua buah hatinya,  saya mendaki dari Pos Paltuding sekitar pukul 02.00 dinihari dengan jarak tempuh sekitar 3 km. Makin jauh, tanjakan membuat langkah semakin berat. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat.
 
Penambang Belerang
Sampai puncak, kami disambut langit sunrise dengan view deretan pegunungan yang begitu indah. Karena sampai di sana Subuh, kami gagal menyaksikan blue fire. Namun, aku tak terlalu kecewa karena pemandangan di puncak Gunung Ijen pun sudah sangat memukau. Saya sempat turun ke Kawah Ijen. Sendiri. Untung, ada penambang belerang baik hati bernama Pak Syukron yang bersedia menjadi pemandu. Kami menuruni jalan berbatu terjal sejauh 300 meter. Saya juga bisa menyaksikan dari dekat aktivitas penambangan belerang.

Kawah Ijen berbentuk danau kawah yang bersifat asam dan dikelilingi kaldera. Ukuran kaldera sekitar 20 kilometer. Kabarnya, ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter.  Asap putih kekuningan yang mengepul dari salah satu sisi kawah membubung tinggi ke udara, menjadikannya kontras dengan lingkungan sekitarnya yang berwarna hijau tosca.
 
Air Terjun Blawan
Setelah mendaki Gunung Ijen, sayang jika Anda tidak meluangkan waktu untuk menikmati Air Terjun Blawan.  Jaraknya hanya sekitar 3 km dari kaki Gunung Ijen ke arah Bondowoso. Objek wisata ini berlokasi di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Bondowoso, dan berada dalam kawasan Cagar Alam Ceding. Air Terjun Blawan disebut juga Air Terjun Damar Wulan. Air terjun ini diapit dua tebing tinggi yang ditumbuhi lumut dan tanaman hijau lainnya. Selain itu, air terjun setinggi 30 ini sangat deras. Padahal, saat itu masih musim kemarau. Warna airnya kekuningan karena mengandung belerang. Pengunjung hanya bisa menikmati keindahan alam ini dari bibir tebing, tepat di bagian tengah air terjun.
 
Selecta
Batu: Selecta dan Coban Talun
Ini judulnya adalah workshop berbuah jalan-jalan. Karena ada lokakarya di Batu, 14-17 November 2014,  tak mau menyia-nyiakan kesempatan.  mengunjungi objek wisata yang dekat dengan hotel lokasi workshop, yaitu Selecta dan Coban Talun.

16 November 2014, Selecta. Selecta berada sekitar 8 km dari Kota Batu, butuh waktu tempuh kira-kira 30 menit. Objek wisata yang berlokasi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, ini merupakan tempat rekreasi legendaris. Kabarnya, Selecta dibangun pada tahun 1928 oleh seorang Belanda bernama Ruyter de Wildt, di lahan seluas 20 hektare. Area yang dikelilingi Gunung Arjuno, Welirang, dan Anjasmoro ini semula dimanfaatkan sebagai tempat peristirahatan bagi warga Belanda di Indonesia. Dengan tiket masuk Rp. 20.000, kita bisa menikmati hamparan taman beragam bunga, kolam renang, waterpark, dan outbond.
 
Coban Talun
17 November 2014, giliran Coban Talundi Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Tiket masuk lokasi Rp. 5.000 saja. Untuk menuju air terjun kita harus jalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer, melewati sungai, ladang wortel, dan hutan pinus. Untuk mendekat ke dasar air terjun, saya harus menuruni tebing dengan ekstra hati-hati. Coban Talun memiliki ketinggian sekitar 75 meter. Saat itu, volume air terjun tidak terlalu tinggi sehingga saya bisa turun sampai sungai di dasar air terjun. Jika volume air tinggi, pengunjung hanya bisa menikmati pemandangan dari batu-batu besar di sekitar air terjun.

Selamat tinggal 2014. Terima kasih, Tuhan, untuk pengalaman dan petualangan yang berharga. Terima kasih juga untuk semua teman blogger yang selalu support, kawan-kawan yang sudah menemani perjalanan saya, daan Anda yang sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan saya. Selamat datang 2015. Semoga makin banyak destinasi yang bisa saya saksikan keindahannya dengan mata kepala sendiri. (*)

You Might Also Like

4 comments

  1. Beautiful Pictures :)

    http://aca-photography.blogspot.de/

    ReplyDelete
  2. Luar biasa ih petualangan nya... >.< jadi pingin juga nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiih, Tea Blue. Ayo, sempatkan berpetualang, mumpung masih muda :)

      Delete